SUPLEMEN MENYEBABKAN KANKER

Jutaan orang
percaya pada kekuatan
vitamin untuk mencegah dan
mengobati penyakit.
Bahkan,
setengah populasi orang
dewasa di Amerika saat ini
banyak yang menggunakan
suplemen gizi untuk membantu
aktivitasnya.
Tahun lalu New York Times
melaporkan bahwa penjualan
suplemen vitamin dan gizi baik
dalam bentuk herbal, mineral,
produk-produk pengganti
makanan, produk-produk
nutrisi olahraga dan suplemen
khusus telah meningkat 20
persen pada kuartal pertama
tahun 2009.

Sayangnya, uang yang
dikeluarkan untuk membeli
banyak vitamin mungkin sia-
sia. Pasalnya, dalam dekade
terakhir, para peneliti medis
telah melakukan sejumlah
besar penelitian tentang efek
dari vitamin-vitamin tersebut
terhadap kesehatan. Banyak
masyarakat yang
menggunakan suplemen dalam
bentuk pil bukan berupa
makanan.
Dalam salah satu studi
terbaru, para peneliti melacak
kesehatan pascamenopause
pada 162.000 wanita yang
terdaftar dalam Women's
Health Initiative. Mereka
meneliti pola makan dan pola
diet yang dilakukan para
wanita.
Penelitian yang berlangsung 8
tahun ini pun menemukan
bahwa para wanita yang
menggunakan multivitamin
dalam kehidupan sehari-
harinya dinyatakan memiliki
kesehatan yang buruk bila
dibandingkan dengan mereka
yang tidak menggunakan
suplemen apapun selama
hidupnya. Mereka pengguna
suplemen dinyatakan lebih
rentan terserang kanker dan
penyakit jantung.
"Kami terkejut. Ada beberapa
temuan awal yang
menunjukkan bahwa vitamin
dapat menurunkan risiko
penyakit jantung dan kanker.
Tetapi kami menemukan bahwa
multivitamin tidak mengurangi
risiko kanker yang paling
umum dan tak memiliki
pengaruh pada penyakit
jantung," kata Marian
Neuhouser, Ph D, anggota
asosiasi dari Ilmu Kesehatan
Masyarakat dari divisi Fred
Hutchinson Cancer Research
Center di Seattle.
Pada tahun 2006, sebuah
panel ahli disatukan oleh
federal National Institute of
Health (NIH) yang menemukan
bahwa tidak ada bukti kuat
yang menguntungkan
kesehatan yang berhubungan
dengan efek dari suplemen
baik digunakan berpasangan
atau dengan kombinasi.
Dan penelitian terakhir
menyatakan bahwa Vitamin C,
yang telah diklaim bisa
menyingkirkan molekul
berbahaya akibat radikal
bebas, juga mengganggu. Di
Memorial Sloan-Kettering
Cancer Center di New York,
Mark Heaney, MD, dan peneliti
lain menemukan bahwa vitamin
C mengurangi efek kemoterapi
dan bisa menimbulkan tumor
tumbuh lebih cepat pada sel-
sel kanker dengan vitamin C.
Tidak ada argumen bahwa kita
perlu vitamin, tetapi lebih baik
bagi kita untuk mengkonsumsi
nutrisi penting dari makanan.
"Para ahli menganjurkan agar
kita mengkonsumsi makanan
yang bervariasi yang banyak
mengandung gizi dan nutrisi
penting buat tubuh, tapi tidak
seperti suplemen vitamin.
Buah-buahan dan sayuran
memiliki lebih dari satu gizi dan
mengandung serat. Ini yang
dianjurkan dan lebih
berkhasiat untuk kesehatan,"
kata Neuhouser.




Tidak ada komentar: